PARIGI BARAT – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kembali melaksanakan kegiatan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok. Kali ini, program pasar murah digelar di Kecamatan Parigi Barat dan akan berlangsung selama dua hari.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari program Gubernur Sulawesi Tengah untuk menekan laju inflasi dan membantu meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga sejumlah komoditas, terutama beras.
Donny iwan Setiawan, ST.,MM Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri (Disperindag Sulteng) menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan respons langsung terhadap kondisi harga saat ini.
“Mengingat harga beras akhir-akhir ini kan cukup tinggi, jadi kita mensubsidi dengan harga beras kualitas terbaik. Ini adalah bagian dari program Bapak Gubernur,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Kamis (6/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa kegiatan pasar murah ini telah dilaksanakan secara rutin dan sudah mencakup hampir seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah.
Harga Komoditas di Bawah Harga Pasar
Dalam pasar murah di Parigi Barat ini, pemerintah menyediakan sejumlah komoditas strategis dengan harga subsidi yang jauh di bawah harga pasar.
“Kami berharap masyarakat dapat menikmati dan mendapat harga pangan murah, dengan harga yang berada di bawah harga pantas,” tambahnya.
Berikut adalah rincian harga komoditas yang dijual:
- Beras Kualitas Terbaik: Rp 11.000 per kg (dijual dalam kemasan 5 kg seharga Rp 55.000). Stok yang disiapkan mencapai 4,5 hingga 5 ton.
- Gula Pasir: Rp 13.000 per kg.
- Minyak Goreng: Rp 13.000 per liter.
- Telur Ayam: Rp 45.000 per rak.
Kegiatan ini, lanjutnya, terlaksana berkat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Perum Bulog Sulawesi Tengah dan ritel modern seperti Alfamidi.
Pihaknya berharap, dengan adanya pasar murah ini, daya beli masyarakat dapat meningkat dan tidak ada kepanikan dalam berbelanja.
“Kami berharap masyarakat bisa berbelanja dan tidak perlu panik. Insya Allah ke depan harga juga mulai stabil. Seperti harga beras di tingkat penggilingan juga sudah mulai turun,” tutupnya.









