Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Parigi untuk pertama kalinya memanen hasil kerja nyatanya dalam memberikan pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Hal ini dibuktikan dengan suksesnya ratusan pohon salah satu komoditas unggulan pertanian yaitu cabai rawit.
Pembudidayaan cabai yang dilakukan di Lapas Parigi menggunakan media tanam planter bag. Ini dilakukan untuk lebih meminimalisir penggunaan ruang bagi tanaman cabai yang ada. Selama masa tumbuhnya, cabai terus dilakukan perawatan seperti penyiraman dan pemberian pupuk dan melalui media tanam planter bag proses perawatan menjadi lebih mudah.
Didik Niryanto selaku Kalapas Parigi didampingi oleh Staf Pembinaan I Ketut Sucipta memantau langsung proses panen cabai rawit
Didik dalam keterangannya usai panen tersebut mengungkapkan WBP berhasil mengumpulkan sekitar 2 kilogram cabai matang. Lebih lanjut Didik mengungkapkan bahwa pembudidayaan cabai yang dilakukan saat ini masih dalam skala kecil.
“Untuk saat ini kami memanfaatkan lahan Branggang dalam membudidayakan tanaman cabai rawit ini,” ujar Didik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/11/22)
“Jumlah ini tentunya masih akan bertambah, mengingat pola tanam yang terbagi dalam beberapa gelombang mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai pun mengalami perbedaan, sehingga panen dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kematangan buah cabai,” ungkap Didik.
Pembudidayaan cabai ini diketahui merupakan Program asimilasi yang bertujuan agar warga binaan Lapas Parigi lebih produktif dan mempunyai keterampilan yang memadai apabila mereka kembali ke masyarakat, pungkasnya