PPKM Level Tiga, Pedagang Pasar Sentral Parigi Menjerit

SOALKAKITA, Parigi MoutongPenerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level tiga di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, pedagang di pasar sentral parigi menjerit soal aktivitas pembeli.

Pasalnya, penerapan PPKM yang di keluarkan pemerintah, untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Agar percepatan penyebaran Covid-19 bisa menurun.

Sayangnya, dampak dari PPKM tersebut, berpengaru pada pendapatan kebutuhan ekonomi para pedagang kaki lima. Akibat aktivitas pembeli yang datang sangat terbatas.

 Kepada media ini. Kamis (12/08) salah seorang pedagang cabe di pasar sentral parigi Putra, mengungkapkan, pendapatan perhari dari hasil jualaan cabe ini. Hanya bisah menyukuri dan pasrah.

“Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, yang di buat oleh pemerinatah. Kami sebagai pedagang kecil hanya bisah pasrah pak, apalagi keseharian saya ini jualan cabe di pasar, dan kebanyakan cabe saya itu tidak terjual habis, karena sudah bonyok. Karena pembeli yang masuk ke pasar sangat terbatas,” ujaranya.

Pasalnya, kata ia, ramainya aktivitas pembeli itu terjadi pada pagi hari, kalau sudah menjelag siang hari itu sepi, bedah dengan tahun sebelumnya.

“Sehingga, kurangnya pembili resiko kerugian itu sudah pasti banyak, karena cabe yang kita jual harus di sesuaikan kondisiyang ada. Misalnya cabe keriting itu harganya Rp 15 perkilo, kalau cabe rawit tergantung kualitasnya ada yang Rp 4500 perkilo,” tuturnya.

Kemudian, hal yang sama juga dirasakan oleh Muhamad selaku penjual rempah, menerangkan, penerapan PPKM level tiga di Parigi Moutong sangat berdapak para pedagang.

“Karena hasil jualan kami di pasar sangat menurun, biasa nya penghasilan kami itu hampir Rp 200.000 perhari, sekarang ini untuk medapatkan Rp 50.000 saja sudah susah di dapat,” ungkapnya.

Lanjut ia, kalau tahun sebelumnya. Hampir tiap hari pasar sentral parigi ini banyak pembeli yang berkujung dari pagi hingga sore hari. Tetapi, sekarang ini aktivas pengunjung hanya sampai jam 09:00 samapi 10: 30 sudah sepih.

“Sebelumnya pembeli lebih banyak dari pada penjual, sekarang Malah terbalik. Lebih banyak penjual dari pada pembeli,” terangnya.

Muhamad menambahkan, walaupun pendapatan para pedagang menurun. Tetapi, rasa terimakasi buat pemerintah dengan adanya PPKM level tiga ini. Bisa mengantisipasi penyebaran Covid-19, agar kedepan pemerintah lebih mengedepankan pertumbahan ekonomi jahu lebih baik. Sehingga nasib para pedagang kecil bisa sejatera,”pungkasnya.

Akbar Lehalima

Recent Posts

Pasangan BERSINAR Unggul 35,5 persen Diprediksi Menang Pilkada Parigi Moutong

PARIGI - Pasangan M. Nizar Rahmatu – H. Ardi Kadir diprediksi memenangkan Pemilihan Kepala Daerah…

1 jam ago

Merasa Ditipu, Korban Kasus Penipuan Jual Beli Tanah Laporkan Terduga Pelaku Ke Polisi

Palu - Seorang warga Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu inisial TN (52)…

7 hari ago

KONI Parigi Moutong Dorong Cabor tingkatkan pembinaan atlet

Parigi- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Faisan…

1 minggu ago

GPMTT Bakal Gelar Gerakan Tanam 1000 Manggrove Saat WTD

PARIGI MOUTONG– Gerakan Pemuda Manggrove Teluk Tomini (GPMTT) bakal menggelar gerakan menanam 1000 manggrove dalam…

3 minggu ago

Paslon BERSINAR Terima Keluhan masyarakat terkait Pertanian

SOALKAKITA, PARIGI MOUTONG - Ratusan masyarakat di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih saja…

3 minggu ago

KPU Parigi Moutong Cabut Keputusan, Tetapkan Pasangan Calon Baru Pilkada 2024

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Parigi Moutong mencabut Keputusan Nomor 1450 Tahun 2024 yang sebelumnya…

3 minggu ago