SOALKAKITA, Parigi Moutong– Di balik proses pembuatan gulah merah Desa Nambaru Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, para petani nira kelapa bisa taruhan nyawa
Proses pembuatan gulah merah dari bahan baku nira kelapa ini, merupakan tantangan bagi para petani. Pasalnya, untuk mendapatkan bahan tersebut para petani nira harus memanjat lima sampai 10 pohon kelapa perharinya.
Bahkan, tantangan yang harus di hadapi oleh para petani untuk mengambil cairan nira dari ketinggian pohon kelapa yang mencapai 20 sampai 25 meter ini , mempunyai resiko yang cukup tinggi terhadap kematian.
Hal itu diungkap, petani nila kelapa Melki, saat tim Soalkakita.com berkunjung ke lokasi, jumat (23/07).
“Proses pembuatan gula merah ini tidak mudah untuk saya kerjakan, karena. Bahan baku untuk pengolahan gula merah di ambil dari nira kelapa yang kita panjat lagi,”ujar melki.
Ia menuturka, pengambilan nira kelapa ini juga mempunyai resiko yang cukup tinggi dan pilahannya hanya ada dua ,yaitu cacat ketika jatu dari pohon atau bisa mengakibatkan kematian. Tetapi, selama ini belum perna mengalami hal tersebut.
“Untuk mendapatkan 10 sampai 15 kilogram gula merah memakan waktu sampai satu hari, pasalnya, cairan nira yang di ambil tergantung dari sehat dan tidaknya pohon kelapa, kalau pohon kelapanya sehat, itu bisa kami dapat 5 sampai 30 liter cairan nira,”tuturnya.
Sehingga, kata ia, selain cairan nira ada juga bahan baku yang pihaknya beli untuk pembuatan gula merah. Misalnya sabut kelapa, kapur tali dan lain-lain, kemudian gula mera yang di olah ini ada dua jenis. Yakni, gula mera taplok dan gula merah kiloan.
“ Kalau gula merah taplok yang di produksi salama satu hari itu kami bisa dapat sampai 100 biji perhari, setelah itu kami jual dengan harga pasarannya mencapai Rp 2000 perbiji. Sedangkan, gula merah kilo dalam satu hari bisa kami dapat sampai 25 kilo perharinya dengan pasaran harga normal Rp 8000 perkilo,”terangnya.
Lanjut ia, adapun proses tersebut tergantung dari cuacanya alam. Kalau cuanya tidak memungkinkan, otomatis gula merah yang di hasilkan juga menurun.
Produksi gula mera khas Kabupaten Parigi Moutong, kini menjadi peminat perusahaan yang bergerak di bidang makanan yaitu PT.Indofood.
Gulah merah yang berda di Kecamatan Torue Desa Namburu ini, bukan hanya di komsumsi oleh masyarakat lokal parimo. Tetapi gula merah tersebut juga menjadi incaran PT. Indofood, untuk digunakan sebagai aneka bahan produknya.
Melki mengungkapkan, dengan adanya pandemi Covid-19, pasaran gula merah kilo untuk sekrang ini ada penurunan harga mencapai Rp 7500 perkilonya.
“Walaupun ada penurunan harga gulah merah yang peting ada pihak pengepul yang mau beli agar bisah terpenuhi kebutuhan sehari-hari kita pak,” ucapnya.
Ia menambahkan, pengepul yang membeli nantinya dari pihak Perusahaan Indofood, mungkin dalam waktu dekat ini mereka akan survei kesini.
Kerena gula merah perkilo ini memang icaran PT. Indfood, beda lagi dengan gula mera taplok itu pasaranya samapi Ampana dan Palu,
Untuk sekrang ini dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dari pemerintah. pasaran gula taplok untuk sebentarah kami hentikan.
“Sehingga kendalah kami itu hanya gula taplok saja yang sudah tidak jalan, karena kalau mau di hitung keuntungan gula merah kilo dengan taplok lebih utung gula taplok. Karena hampir setiap hari itu kami pasarkan,”pungkasnya.
Reporter: Akbar Lehalima
Palu - Seorang warga Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu inisial TN (52)…
Parigi- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Faisan…
PARIGI MOUTONG– Gerakan Pemuda Manggrove Teluk Tomini (GPMTT) bakal menggelar gerakan menanam 1000 manggrove dalam…
SOALKAKITA, PARIGI MOUTONG - Ratusan masyarakat di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih saja…
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Parigi Moutong mencabut Keputusan Nomor 1450 Tahun 2024 yang sebelumnya…
Soalkakita, Parigi - Kampanye Dialogis di Desa Silutung, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi…