SOALKAKITA, Sigi – Musim Penghujan karib dengan Banjir perlu diketahui bahwa hal itu tidak terjadi begitu saja. Tetapi ada penyebab yang kadang manusia abai terhadapnya. Hutan sejatinya menjadi penyangga air hujan berbanding terbalik karena penembangan kian masif tak terkendali.
Banjir erat kaitannya dengan Kerusakan hutan (Deforestasi) sebegai upaya penghilangan hutan dengan penebangan atau mengubah peruntukan hutan menjadi non-hutan .
Kurun Waktu satu tahun terakhir sepanjang tahun 2019 berikut empat titik banjir terjadi di Kabupaten Sigi.
Banjir Bandang bercampur material longsor terjang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Bahwa menurut Warga atas nama akun Zain Alfaritzi melalui Postingan Facebook,Banjir ini membuktikan kuat hasil longsoran gunung poi yang di guncang gempa 2018 lalu.
Kemudian di Lansir dari http://Republika.co.id Desa Bangga, Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. (03/07/2019) Warga beaktivitas di depan sebuah rumah yang terkubur lumpur telah mengering di Desa Bangga.
Desa Bangga sendiri di terjang banjir tidak kurang dari tiga kali sehingga beberap titik tidak layak huni.
Selanjutnya Banjir Bandang di Desa Bolapapu,Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi mengakibatkan dua orang meninggal dunia. https//www.Voaindonesia.com memberitakan bahwa pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah imbau masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk waspada mengantisipasi banjir bandang dan longsor menyusul meningkatnya curah hujan (12/12/2020),Banjir Bandang di Bolapapu, Kecamatan Kulawi menyebabkan sembilan rumah rusak berat,serta dua orang tewas.
Terakhir adalah Desa Salua,Kecamatan Kulawi,Kabupaten Sigi. (09/03/2019) Informasi yang di himpun, banjir terjadi sekitar pukul 22.00 Wita. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Ir Bartholomeus Tandigala,saat dikonfirmasi via pesan facebook membenarkan banjir bandang tersebut. “Iya. Kami standby untuk bergerak,sambil menunggu info dari Kabupaten Sigi. Katanya Singkat. dikutip di http://palu.tribunnews.com
Pertanyaan kemudian, siapa yang salah dan apa yang salah ? Entahlah apa yang terjadi sesungguhnya ?
Dari empat titik yang diuraikan diatas bahwa banjir melanda berkali-kali anehnya lagi di salua dan Bolapapu berada disekitar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yang identik dengan daerah yang di lindungi justru seringkali terjadi banjir. Kemudian juga di empat desa yang disebutkan diatas saat banjir kerapkali terlihat kayu berukuran besar di bawah oleh banjir dari hutan sekitar pemukiman hal itu juga menguatkan bahwa ada penebangan liar dengan skala besar terjadi di Kabupaten Sigi.
Oleh : Arman Seli
PARIGI - Pasangan M. Nizar Rahmatu – H. Ardi Kadir diprediksi memenangkan Pemilihan Kepala Daerah…
Palu - Seorang warga Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu inisial TN (52)…
Parigi- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Faisan…
PARIGI MOUTONG– Gerakan Pemuda Manggrove Teluk Tomini (GPMTT) bakal menggelar gerakan menanam 1000 manggrove dalam…
SOALKAKITA, PARIGI MOUTONG - Ratusan masyarakat di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih saja…
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Parigi Moutong mencabut Keputusan Nomor 1450 Tahun 2024 yang sebelumnya…