SOALKAKITA, Parigi Moutong – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) mendorong Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), khususnya Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) untuk meningkatkan populasi ternak.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) drh. I Ketut Diarmita, yang membidangi ternak dan sarang burung walet, saat mendampingi Anggota DPR RI dari Partai Nasdem Ahmad M Ali melakukan Reses di Kabupaten Parigi Moutong pada Minggu, (12/1/2020).
Ia mengatakan, populasi ternak di wilayah Sulteng, khususnya Parigi Moutong sangat menjanjikan untuk masyarakat. Maka ketika menjadi penyangga Ibu Kota Negara baru salah satu pangan yang disuplai adalah ternak Sapi.
“Saya pertama masuk di tanah Kaili ini, yang pertama saya makan adalah Kaledo atau kaki Sapi. Itu artinya masyarakat Sulawesi Tengah ini hobi sama makanan ternak atau daging sapi. Biasanya saya berpikir, dari mana semua bisa didapatkan kaki Sapi tersebut, dan bahkan setiap harinya terjual dalam bentuk Kaledo,” ungkapnya.
Kata Direktur, sekitar 2 tahun lagi orang akan berpindah dari Jakarta ke Ibu Kota Negara baru. Sehingga kata ia, ini menjadi satu peluang besar untuk berinvestasi dalam hal menyuplai pangan dalam bentuk ternak.
“Sekarang daging kita di Indonesia masih impor. Target pak Menteri diakhir periodenya, beliau akan mengurangi mengimpor Sapi. Pertanyaanya dari mana kita memulainya? ya tentunya berdasarkan kaledo tadi. Saya yakin Sulawesi Tengah menjadi potensi pengembangan ternak Sapi yang terkuat di Indonesia,” terangnya.
Kata ia, untuk menjadi penyanggah ibu Kota Negara baru nanti, untuk Suplai ternak yang keluar dari Sulawesi Tengah bukan dalam bentuk ternak Sapi, Kambing atau Ayam, tetapi dikemas dalam bentuk daging. Karena kata ia, jika ternak Sapi yang dikirim ke Kalimantan Timur pasti banyak yang akan terjadi, bisa penurunan berat badan ternak, permainan harga dan lain lain, tetapi jika dalam bentuk daging pasti penyusutannya hampir dinyatakan tidak ada.
“Kedepan Parigi Moutong diharapkan harus menjadi penyangga Ibu Kota dengan menyuplai daging Sapi. Disini akan kita lakukan derisasi Industri. Tentu kita bertanya tanya uangnya dari mana untuk modal. Disinilah kita hadirkan kredit usaha rakyat yang hari ini kita putuskan 200 Milliar,” jelasnya.
Terkait ternak Walet, ia mengatakan bahwa di Daerah Parigi Moutong pengirimannya ke Batam masih bersifat bahan baku, sehingga harganya 16 sampai 18 juta. Tetapi jika dikemas dan dibersihkan dengan baik harganya bisa mencapai 30 bahkan 40 juta.
“Ini akan saya bicarakan dengan pak Ahmad Ali bersama pak Bupati dan Wakil Bupati, kita akan buat derisasi industri UMKM. Untuk itu kami siap mendukung apa yang menjadi program Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Parigi Moutong,” tutupnya. [Ris/wan]
Sumber : kontennews.com
PARIGI - Pasangan M. Nizar Rahmatu – H. Ardi Kadir diprediksi memenangkan Pemilihan Kepala Daerah…
Palu - Seorang warga Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu inisial TN (52)…
Parigi- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Faisan…
PARIGI MOUTONG– Gerakan Pemuda Manggrove Teluk Tomini (GPMTT) bakal menggelar gerakan menanam 1000 manggrove dalam…
SOALKAKITA, PARIGI MOUTONG - Ratusan masyarakat di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih saja…
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Parigi Moutong mencabut Keputusan Nomor 1450 Tahun 2024 yang sebelumnya…