memberitakan dan mengabarkan
Berita  

Rakor TPID Juni 2023, Mendagri: Waspadai Potensi-Potensi Krisis !

Palu, Sulawesi Tengah – Gubernur diwakili Kepala Biro Ekonomi Setdaprov Sulteng, Yuniarto Pasman mengikuti Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian secara Virtual. Bertempat, di Ruang Teleconverence Kantor Gubernur Sulawesi Tengah. Selasa, (4/7/2023).

Dalam kesempatan itu, Mendagri Muhammad Tito Karnavian menyampaikan bahwa saat ini, ditengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia selama 6 kuartal berturut-turut tumbuh di atas 5%. Tingkat pertumbuhan tahunan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menempati urutan ke- 43 dari 186 negara di dunia.

“Karena prestasi ini, kita naik kelas dari negara yang tadinya midle low pertumbuhan ekonominya menjadi midle upper, ini suatu prestasi yang bagus”, Ucap Tito.

Selanjutnya, Tito Karnavian mengatakan bahwa lingkungan global saat ini masih belum stabil, terutama akibat dampak pandemik covid-19 ditambah lagi dengan ketegangan polititk dunia antara Rusia dan Ukraina serta ketegangan politik di Timur Tengah dan Asia Timur bagian Utara. Diprediksi, angka perekonomian global akan melamban ke angka 2%. Hal ini, mengindikasikan potensi terjadinya inflasi global.

“Kepada semua rekan-rekan di daerah, kita harus fokus pada semua potensi-potensi krisis dan terus menjaga tingkat pendapatan sesuai dengan target, baik ditingkat nasional maupun ditingkat daerah, serta harus memastikan perekonomian kita harus tumbuh positif”, ucap Tito.

Oleh karena itu, semua pihak terkait dihimbau untuk dapat memperkuat komsumsi rumah tangga, diantaranya adalah memperbanyak uang beredar. Diharapkan realisasi belanja APBD harus ditingkatkan, sehingga dapat meningkatkan jumlah uang beredar yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan memperkuat daya beli masyarakat.

“Daya beli masyarakat yang kuat akan memperkuat komsumsi rumah tangga, itulah yang mejadi angka terpenting untuk pertumbuhan ekonomi”, ujar Tito.

Lebih lanjut, Tito menyampaikan bahwa, agar semua pihak terkait untuk terus menjaga ketersediaan barang dan mengendalikan inflasi. Khusus di bidang pertanian, diharapkan agar memperkuat ketersediaan pupuk. Kemudian, dihimbau kepada masyarakat untuk menggunakan produk-produk dalam negeri.

“Belanja-belanja, semuanya produk yang berasal dari dalam negeri, bukan produk dari luar negeri’, kata Tito.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI, Pudji Ismartini menyampaikan bahwa BPS telah merilis perkembangan inflasi untuk kondisi Bulan Juni 2023.

Perkembangan inflasi pada Bulan Juni 2023, secara bulan ke bulan, terjadi inflasi sebesar 0,14% (m to m), sementara inflasi tahun ke tahun sebesar 3,25% (y on y) dan terjadi inflasi sebesar 1,24% (y to d) secara tahun kalender.

Komoditas penyumbang inflasi terbesar pada bulan Juni 2023 yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0.39% dengan andil inflasi sebesar 0,1%. Komoditas penyumbang inflasi terbesar secara month to month adalah daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, tarif angkutan udara, dan kontrak rumah.

Sementara itu, penyumbang inflasi secara tahunan terbesar yaitu kelompok transportasi sebesar 10,18% dengan andil inflasi sebesar 1,23% terhadap inflasi umum. Komoditas penyumbang inflasi tahunan terbesar adalah bensin, rokok kretek filter, beras, kontrak rumah, dan bahan bakar rumah tangga.

Lebih lanjut, Pudji Ismartini menyampaikan bahwa sebaran inflasi bulanan (m to m) menurut wilayah secara umum dari 90 kota IHK, terdapat 78 kota yang mengalami inflasi sedangkan 12 kota lainnya mengalami deflasi.

Menurut sebarannya, pada pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di kota Sibolga dengan inflasi sebesar 0,62% sedangkan deflasi terdalam terjadi di kota Padang sebesar 0,03%. Pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di kota Bekasi dengan inflasi sebesar 0,22% sedangkan deflasi terdalamnya terjadi di Kota Sumenep sebesar 0,42%. Pulau Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di kota Tarakan dengan inflasi sebesar 0,46% sedangkan deflasi terdalam terjadi di kota tanjung sebesar 0,03%.

Kemudian, kepulauan Bali Nusra, inflasi tertinggi terjadi di kota Waingapu dengan inflasi sebesar 1,05% sedangkan deflasi terdalam terjadi di kota Maumere sebesar 0,35%. Pulau Maluku Papua, inflasi tertinggi terjadi di kota Jayapura dengan inflasi sebesar 1,36% sedangkan deflasi terdalam terjadi di kota Ternate sebesar 0,01%. Pulau Sulawesi, inflasi tertinggi terjadi di kota Luwuk dengan inflasi sebesar 0,72% sedangkan deflasi terdalam terjadi di kota Palopo sebesar 0,23%.

Sementara itu, sebaran inflasi tahunan (y on y) menurut wilayah secara umum dari 90 kota IHK, seluruh kota mengalami inflasi, dimana terdapat 46 kota yang mengalami inflasi tahunan lebih tinggi dari inflasi nasional. Inflasi tertinggi terjadi di kepulauan Maluku Papua, tepatnya di kota Ambon dengan tingkat inflasi sebesar 6,10% dan tingkat inflasi terendah berada pada pulau Sumatera, kota Gunungsitoli dengan tingkat inflasi sebesar 1,01%.

Selanjutnya, Pudji Ismartini menerangkan tentang perkembangan inflasi tengah tahun atau inflasi smester I tahun 2023. Inflasi tengah tahun merupakan persentase perubahan IHK Juni tahun berjalan terhadap IHK tahun sebelumnya.

Selama tahun 2019 sampai dengan tahun 2023, tercatat bahwa pola inflasi sampai dengan bulan Juni (smester I) atau year to date, cenderung selalu lebih rendah dari batas bawah target inflasi tahunan pemerintah yaitu sebesar 2%. Terkecuali pada tahun 2022, tingkat inflasi mencapai 3,19% yang disebabkan oleh krisis global.

Beberapa komoditas yang sering menyumbang inflasi bulanan selama smester I 2023 berasal dari komoditas volatile food yaitu seperti rokok kretek filter dan bawang putih, kemudian disusul oleh rokok putih yang mengalami inflasi sebanyak 5 kali selama januari sampai dengan juni 2023.

Selanjutnya, komoditas beras, daging ayam ras, telur ayam ras mengalami inflasi sebanyak 4 kali, serta emas perhiasan, tarif kontrak rumah, bawang merah dan upah asisten rumah tangga mengalami inflasi sebanyak 3 kali selama smester I tahun 2023.

Berikutnya, perkembangan inflasi tengah tahun (y to d) secara spasial pada tahun 2023, terdapat 63 kota mengalami inflasi pada smester I di atas inflasi nasional, yang dominan terletak di wilayah Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Sedangkan 27 kota lainnya mengalami inflasi di bawah inflasi nasional, dominan terletak di wilayah Sumatera.

“jika suatu komoditas sering muncul sebagai komoditas penyumbang inflasi bulanan, maka peluangnya untuk menjadi pendorong inflasi tahun kalender akan semakin besar, jadi ini perlu kita waspadai bersama” ucap Pudji.

Turut hadir : Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Sulteng, Dinas Perkebunan dan Peternakan Prov Sulteng, Kanit Indag Polda Sulteng, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov Sulteng, Perum bulog Prov Sulteng, dan staf Biro Ekonomi Setdaprov Sulteng.

Sumber : Kominfo Santik selaku Humas Pemprov. Sulteng

Tinggalkan Balasan